SOSIOMETRI
Drs.
AGUS SUPRIADI
Pelayanan konseling di
sekolah/madrasah merupakan usaha membantu peserta didik dalam pengembangan
kehidupan pribadi, kehidupan sosial, kegiatan belajar, serta perencanaan dan
pengembangan karir. Pelayanan konseling memfasilitasi
pengembangan peserta didik, secara individual, kelompok dan atau klasikal,
sesuai dengan kebutuhan, potensi, bakat, minat, perkembangan, kondisi, serta
peluang-peluang yang dimiliki. Pelayanan ini juga membantu mengatasi kelemahan
dan hambatan serta masalah yang dihadapi peserta didik
Konseling adalah pelayanan bantuan
untuk peserta didik, baik secara perorangan maupun kelompok, agar mampu mandiri
dan berkembang secara optimal, dalam bidang pengembangan kehidupan pribadi,
kehidupan sosial, kemampuan belajar, dan perencanaan karir, melalui berbagai
jenis layanan dan kegiatan pendukung, berdasarkan norma-norma yang
berlaku.
A.
Bidang Pelayanan Konseling
1. Pengembangan kehidupan pribadi, yaitu bidang
pelayanan yang membantu peserta didik
dalam memahami, menilai, dan mengembangkan potensi dan kecakapan, bakat dan
minat, serta kondisi sesuai dengan karakteristik kepribadian dan kebutuhan dirinya secara realistik.
2. Pengembangan kehidupan sosial, yaitu bidang
pelayanan yang membantu peserta didik dalam memahami dan menilai serta
mengembangkan kemampuan hubungan sosial yang sehat dan efektif dengan teman
sebaya, anggota keluarga, dan warga lingkungan sosial yang lebih luas.
3. Pengembangan kemampuan belajar, yaitu bidang
pelayanan yang membantu peserta didik mengembangkan kemampuan belajar dalam
rangka mengikuti pendidikan sekolah/madrasah dan belajar secara mandiri.
4. Pengembangan karir, yaitu bidang pelayanan
yang membantu peserta didik dalam memahami dan menilai informasi, serta memilih
dan mengambil keputusan karir.
B.
Fungsi Konseling
1. Pemahaman, yaitu fungsi untuk membantu peserta
didik memahami diri dan lingkungannya.
2. Pencegahan, yaitu fungsi untuk membantu
peserta didik mampu mencegah atau menghindarkan diri dari berbagai permasalahan
yang dapat menghambat perkembangan dirinya.
3. Pengentasan, yaitu fungsi untuk membantu
peserta didik mengatasi masalah yang dialaminya.
4. Pemeliharaan dan pengembangan, yaitu fungsi
untuk membantu peserta didik memelihara dan menumbuh-kembangkan berbagai
potensi dan kondisi positif yang dimilikinya.
5. Advokasi, yaitu fungsi untuk membantu peserta
didik memperoleh pembelaan atas hak dan atau kepentingannya yang kurang
mendapat perhatian.
C.
Prinsip dan Asas Konseling
1. Prinsip-prinsip konseling berkenaan dengan
sasaran layanan, permasalahan yang dialami peserta didik, program pelayanan,
serta tujuan dan pelaksanaan pelayanan.
2. Asas-asas konseling meliputi asas kerahasiaan,
kesukarelaan, keterbukaan, kegiatan, kemandirian, kekinian, kedinamisan,
keterpaduan, kenormatifan, keahlian,
alih tangan kasus, dan tut wuri handayani.
D.
Jenis Layanan Konseling
1. Orientasi, yaitu layanan yang membantu peserta
didik memahami lingkungan baru, terutama lingkungan sekolah/madrasah dan
obyek-obyek yang dipelajari, untuk menyesuaikan diri serta mempermudah dan
memperlancar peran peserta didik di lingkungan yang baru.
2. Informasi, yaitu layanan yang membantu peserta
didik menerima dan memahami berbagai informasi diri, sosial, belajar,
karir/jabatan, dan pendidikan lanjutan.
3. Penempatan dan Penyaluran, yaitu layanan yang
membantu peserta didik memperoleh penempatan dan penyaluran yang tepat di dalam
kelas, kelompok belajar, jurusan/program studi, program latihan, magang, dan
kegiatan ekstra kurikuler.
4. Penguasaan Konten, yaitu layanan yang membantu
peserta didik menguasai konten tertentu, terumata kompetensi dan atau
kebiasaan yang berguna dalam kehidupan
di sekolah, keluarga, dan masyarakat.
5. Konseling Perorangan, yaitu layanan yang
membantu peserta didik dalam mengentaskan masalah pribadinya.
6. Bimbingan Kelompok, yaitu layanan yang
membantu peserta didik dalam pengembangan pribadi, kemampuan hubungan sosial,
kegiatan belajar, karir/jabatan, dan pengambilan keputusan, serta melakukan
kegiatan tertentu melalui dinamika kelompok.
7. Konseling Kelompok, yaitu layanan yang
membantu peserta didik dalam pembahasan dan pengentasan masalah pribadi melalui
dinamika kelompok.
8. Konsultasi, yaitu layanan yang membantu
peserta didik dan atau pihak lain dalam memperoleh wawasan, pemahaman, dan
cara-cara yang perlu dilaksanakan dalam menangani kondisi dan atau masalah
peserta didik.
9. Mediasi, yaitu layanan yang membantu peserta
didik menyelesaikan permasalahan dan memperbaiki hubungan antar mereka.
E.
Kegiatan Pendukung
1. Aplikasi Instrumentasi, yaitu kegiatan
mengumpulkan data tentang diri peserta didik dan lingkungannya, melalui
aplikasi berbagai instrumen, baik tes maupun non-tes.
2. Himpunan Data, yaitu kegiatan menghimpun data
yang relevan dengan pengembangan peserta didik, yang diselenggarakan secara
berkelanjutan, sistematis, komprehensif, terpadu, dan bersifat rahasia.
3. Konferensi Kasus, yaitu kegiatan membahas
permasalahan peserta didik dalam pertemuan khusus yang dihadiri oleh
pihak-pihak yang dapat memberikan data, kemudahan dan komitmen bagi
terentaskannya masalah peserta didik, yang bersifat terbatas dan tertutup.
4. Kunjungan Rumah, yaitu kegiatan memperoleh
data, kemudahan dan komitmen bagi terentaskannya masalah peserta didik melalui
pertemuan dengan orang tua dan atau keluarganya.
5. Tampilan Kepustakaan, yaitu kegiatan
menyediakan berbagai bahan pustaka yang dapat digunakan peserta didik dalam
pengembangan pribadi, kemampuan sosial, kegiatan belajar, dan karir/jabatan.
6. Alih Tangan Kasus, yaitu kegiatan untuk
memindahkan penanganan masalah peserta didik ke pihak lain sesuai keahlian dan
kewenangannya.
F.
Bentuk Kegiatan
1. Individual, yaitu bentuk kegiatan konseling
yang melayani peserta didik secara perorangan.
2. Kelompok, yaitu bentuk kegiatan konseling
yang melayani sejumlah peserta didik melalui suasana dinamika kelompok.
3. Klasikal, yaitu bentuk kegiatan konseling
yang melayani sejumlah peserta didik dalam satu kelas.
4. Lapangan, yaitu bentuk kegiatan konseling
yang melayani seorang atau sejumlah
peserta didik melalui kegiatan di luar kelas atau lapangan.
5. Pendekatan Khusus, yaitu bentuk kegiatan
konseling yang melayani kepentingan peserta didik melalui pendekatan kepada
pihak-pihak yang dapat memberikan kemudahan.
G.
Program Pelayanan
a. Jenis Program
1) Program Tahunan, yaitu program pelayanan
konseling meliputi seluruh kegiatan selama satu tahun untuk masing-masing kelas
di sekolah/madrasah.
2) Program Semesteran, yaitu program
pelayanan konseling meliputi seluruh kegiatan selama satu semester yang
merupakan jabaran program tahunan.
3) Program Bulanan, yaitu program pelayanan
konseling meliputi seluruh kegiatan selama satu bulan yang merupakan jabaran
program semesteran.
4) Program Mingguan, yaitu program pelayanan
konseling meliputi seluruh kegiatan selama satu minggu yang merupakan jabaran
program bulanan.
5) Program Harian, yaitu program pelayanan
konseling yang dilaksanakan pada hari-hari tertentu dalam satu minggu. Program harian merupakan jabaran dari
program mingguan dalam bentuk satuan layanan (SATLAN) dan atau satuan kegiatan
pendukung (SATKUNG) konseling.
b. Penyusunan Program
1) Program pelayanan konseling disusun
berdasarkan kebutuhan peserta didik (need assessment) yang diperoleh melalui
aplikasi instrumentasi.
2) Substansi program pelayanan konseling
meliputi keempat bidang, jenis layanan dan kegiatan pendukung, format kegiatan,
sasaran pelayanan, dan volume/beban tugas konselor (guru BK)
Dalam kegiatan pendukung kita mengenal
yang namanya aplikasi instrumentasi. Pada kegiatan aplikasi instrumentasi ini
dapat dipilih beberapa variasi instrumen, yakni:
a.
Instrumen Non Tes
Dalam instrumentasi non tes ini, dapat
dipilih beberapa instrumen diantaranya adalah DCM ( Daftar Cek Masalah ) ,
Sosiometri, AUM PTSDL, dll
b.
Instrumen Tes :
Begitu pula dalam pelaksanaan pengumpulan data
dengan menggunanan instrumen tes ini dapat dilakukan diantaranya dengan : TIU (
Tes Intellegensi Umum ), DAT ( Deferntial Attitude Tes ), EPPS ( Edward Personal Pearson), Tes Kreplin,
dll
Dalam tulisan ini kita khususkan pada
pembahasan pengumpulan data dengan menggunakan instrumen non tes yang berupa
Sosiometri. Tujuannya adalah agar kita dapat mengenal lebih jauh tentang apa
sosiometri itu, fungsi dari pelaksaaan sosiometri , dan bagaimana penyampaian
dari hasil sosiometri.
Apa sosiometri itu
Sosiometri merupakan teknik yang tepat untuk mengumpulkan
data mengenai hubungan sosial dan tingkah laku sosial peserta didik. Dengan teknik ini dapat diperoleh data tentang suasana
hubungan antar individu, struktur dan arah hubungan sosial. Gambaran suasana
hubungan sosial yang diperoleh dengan sosiometri disebut sosiogram. Dari data
sosiometri individu dapat diketahui keluasan dan kedalaman pergaulan (keintiman
pergaulan), status pemilihan atau penolakan sesama teman, dan popularitas dalam
pergaulan.
Fungsi dari sosiometri
a. Sebagai alat untuk meneliti struktur sosial
dari suatu kelompok individu dengan dasar terhadap
relasi sosial dan status dari masing-masing anggota kelompok yang bersangkutan.
b. Sebagai alat untuk memperbaiki hubungan
insani (human relation) diantara anggota-anggota kelompok tertentu.
c. Dapat digunakan untuk menentukan kelompok
kerja.
d. Dapat digunakan untuk meneliti kemampuan
memimpin seorang individu dalam kelompok tertentu
untuk suatu kegiatan tertentu.
Penyampaian Hasil
Hasil dari pengolahan Instrumentasi
perlu disampaikan kepada pihak-pihak yang terkait secara langsung dengan
responden. Dalam penyampaian hasil instrumentasi ini tetap harus menjaga
kerahasiaan, tidak boleh disampaikan/diumumkan secara terbuka dan dijadikan
pembicataan umum. Dalam forum khusus, hasil instrumentasi dapat dijadikan
topik bahasan/diskusi, namun tetap harus menjaga kerahasiaan responden (tidak
menyebut nama responden).
Dari keseluruhan penyelenggaraan
Aplikasi Instrumentasi ini hasil yang diperoleh disampaikan kepada
masing-masing responden, dalam bentuk Profil Individual, sedangkan kepada Guru
bimbingan dan konseling/Kepala Sekolah diberikan Data rekap dan data pendukung
lainnya, sebagai bahan untuk pemberian layanan lebih lanjut.
Penyampaian hasil instrumentasi kepada masing-masing
responden akan lebih baik apabila disampiakan secara individual, sehingga
konselor dapat berkomunikasi dan menjelaskan isi dari laporan hasil
instrumentasi yang akan diberikan dalam bentuk format individual, dan sekaligus
bagi peserta didik yang memiliki permasalahan dapat diberikan penjelasan untuk
langkah-langkah tindak lanjut berikutnya
Selengkapnya tentang aplikasi
instrumentasi sosimetri, dapat di DOWNLOAD di sini.
Dan terima kasih kepada Drs. H.
Mastur, Kons. Atas sumbangan ilmunya dan kepedulian terhadap kemajuan BK di Tanah
Air.
Sumber :
Drs. H. Mastur,
Kons, ----------
Prayitno,dkk,1998/1999,
Panduan Pelayanan Bimbingan dan Konseling untuk SMU, Proyek Peningkatan Mutu SMU Jakarta
Prayitno,dkk,
2004, Pedoman khusus Bimbingan Konseling, Direktorat Pendidikan Menengah Umum,
Depdiknas, Jakarta